"Maka pada masa itu berfirmanlah Allah kepadaku,
benarlah perkataan mereka itu. Bahwa Aku akan menjadikan bagi mereka itu
seorang Nabi diantara segala saudara-saudaranya yang seperti engkau ya Musa.
dan Aku akan memberikan segala firmanKu dalam mulutnya dan iapun akan mengatakan
segala yang Kusuruh akan dia."
Dalam ayat ini dijelaskan akan kedatangan seorang Nabi
yang sebesar Nabi Musa, yang datangnya dari antara saudara-saudara Nabi Musa.
Allah sudah terlalu kesal terhadap pembangkangan bangsa Israel. Itulah sebabnya
Allah tidak lagl akan membangkitkan Nabi-nabinya dari keturunan Israel (Yahudi)
tetapi dari pada saudara Israel, yaitu Arab.
Ini kuat, sebab kalau ditarik garis keturunan yang
lurus, maka Nabi Musa adalah keturunan Ishak, sedangkan Nabi Muhammad adalah
keturunan Ismail. Ishak dan Ismail adalah dua bersaudara anak Ibrahim. Hal ini
ditegaskan pula dalam kitab (Taurat Musa) Ulangan 33: 1-3 yang bunyinya :
1. Bermula, maka inilah berkat yang telah diberikan
Musa khalil Allah pada Bani Israil dahulu daripada matinya.
2. Maka katanya: "Tuhan telah datang dari
Thursina, dan telah terbit bagi mereka itu dari Seir. Kelihatanlah ia
gemerlapan cahayanya dari gunung Paran, lalu datang hampir dengan Bukit Kades.
Maka pada kanannya adalah tiang api bagi mereka itu."
3. Bagaimana dikasihinya akan mereka itu, yaitu segala
suku bangsa itu, segala kesuciannya dalam tangannya, dan mereka itu duduk
dikakinya masing-masing akan mendapat perkataannya.
Di dalam ayat 1 dijelaskan akan hikmah ini, suatu
berkat, suatu kebahagiaan yang diberikan oleh Musa khalil Allah untuk Bani
Israil. Ayat ke-2 membicarakan lebih jauh isi dari hikmah ini, yaitu tentang
tiga tempat: Thursina, Seir dan Paran. Thursina adalah bukit dimana Nabi Musa
AS mendapatkan dua log batu dan Tauratnya dari Allah, Seir menyebutkan suatu
bukit di tanah Kanaan yang dalam hal ini menunjukkan di mana gerangan Nabi Isa
AS akan lahir, yakni di Baitlahim, sedangkan tempat ketiga "Paran"
namanya adalah menunjukkan di mana Nabi Muhammad akan lahir, sebab Paran itulah
nama Mekkah yang aslinya.
Pada tempat ketiga akan muncul seseorang. Siapakah
Dia? Yaitu yang datang hampir atau mendekati Kades yang artinya Baitullah.
Alangkah hebatnya tiang yang muncul dari Paran ini, yaitu Tiang Api, (suatu
kesalahan lagi. Dalam Perjanjian Lama berbahasa Belanda disebutkan bukan tiang
api, tetapi Hukum Api (Vuurwet) suatu unsur yang sanggup dan akan dapat
membinasakan unsur-unsur kimia apa pun didepannya, apakah ia baja sekalipun.
Jadi yang dimaksud dengan tiang atau hokum api, ialah sudah tentu munculnya
suatu agama atau keyakinan yang sendi-sendinya sangat kuat, sebagaimana tiang
api itu pun kuat.
Agama apakah yang muncul dari Paran? Tidak ada duanya,
selain agama Islam yang mempunyia 4 sendi yang kokoh yaitu Tauhid (Keesaan
Tuhan), Ibadah (sembahyang dan puasa serta haji), Muamalah (cinta sesama
manusia, sosialis yang merata), dan Akhlak (budi luhur manusia).
Ayat ke-3 selanjutnya menggambarkan betapa bangsa itu
lalu dikasihi oleh Allah, serta berkenan menerima perkataan-perkataan dari Dia,
yang muncul dari Mekkah (Paran) itu. Kesimpulan yang diperoleh dari seluruh
tafsiran ini, ialah: ,"Dari Mekkah akan datang Nabi itu, yaitu Nabi
Muhammad SAW".
Catatan :
Apakah mereka Percaya dengan informasi yang berasal dari kitab mereka sendiri ? Mereka Percaya, tetapi berusaha untuk mengingkari. Inilah salah satu wujud dari bentuk Kesombongan Manusia.
Catatan :
Apakah mereka Percaya dengan informasi yang berasal dari kitab mereka sendiri ? Mereka Percaya, tetapi berusaha untuk mengingkari. Inilah salah satu wujud dari bentuk Kesombongan Manusia.